Luwingan yang dikenal dengan nama ilmia Ficus hispida, merupakan tumbuhan tropis yang biasa kita temukan tumbuh secara liar di kebun, hutan sekunder, tepi rawa, tepi sungai dan lahan terbuka lainnya.
Tanaman yang masuk dalam suku Moraceae ini dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 15 meter dan diameter pohon dapat mencapai 40 cm.
Karakteristik Pohon Luwingan
- Batang berwarna coklat hingga abu-abu dan bergetah, bercabang banyak.
- Ranting daun luwingan memiliki bulu kasar dengan tipe percabangan opposite.
- Daun luwingan helai seperti kertas (tipis), berujung runcing, berpangkal rata.
- Tepi daun bergerigi dengan permukaan atas dan bawah yang memiliki bulu kasar berwarna cokelat sampai putih.
- Ujung daun luwingan terdapat sepasang kelenjar lilin.
- Pohon luwingan akan menghasilkan buah ketika telah mencapai usia 3 tahun.
- Buah bergerombol sebanyak 10-20 buah per tandan.
- Berbuah sepanjang tahun.
Manfaat Luwingan
Diberbagai negara, Luwingan sudah lazim dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat tradisional maupun sebagai pakan ternak.
- Karen sifat farmakologisnya, Wara India memanfaatkan Luwingan sebagai antidiare dan hepatoprotektif. Dekok kulit kayunya untuk mengobati penyakit batuk. Ekstrak air panas kulit kayu kering luwingan digunakan untuk mengobati anemia, penyakit kuning, dan kusta.
- Warga Malaysia meminum ekstrak air panas daun luwingan untuk membantu proses melahirkan.
- Di Bangladesh, akar kering luwingan yang diminum bersama dengan air beras dapat mengurangi rasa sakit ketika menstruasi (Lansky dan Paavilainen, 2011).
- Warga Singapura memanfaatkan Luwingan sebagai tanaman peneduh.
- Warga Nepal memanfaatkan akar, buah, daun, dan kulit batang Luwingan untuk bahan obat dan pakan ternak.
- Buah Luwingan dapat dicampur dedak sebagai pakan itik atau ayam dapat meningkatkan produksi telur dan mengobati penyakit kulit pada hewan (Fitria et al., 2019).
Kandungan Senyawa Kimia
Dari hasil uji fitokimia buah luwingan diketahui mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti alkaloid, karbohidrat, protein dan asam amino, sterol, fenol, flavonoid, glikosida, saponin, dan terpena (Ali dan Chaudhary, 2011).
Saponin
Senyawa Saponin berperan sebagai penghambat penyerapan kolesterol di usus dengan mekanisme membentuk senyawa kompleks yang besar dan tidak larut.
Hal ini menyebabkan kolesterol di usus akan dikeluarkan dari tubuh bersama dengan feses.
Adanya kegiatan penghambatan penyerapan kolesterol dapat dihitung dengan mengukur kadar sterol yang terbawa dan ada di dalam feses.
Tingkat kematangan buah mempengaruhi kadar saponinnya.
Kandungan saponin pada buah muda lebih tinggi lebih banyak dari buah yang matang. Banyaknya saponin menyebabkan buah muda akan berasa lebih pahit dari buah yang matang.
Flavonoid
Senyawa flavonoid mempunyai peran dalam aktifitas biologi dan farmakologis yaitu sebagai antibakteri, abtitumor sototoksikm antiinflamasi, aktivitas alergi, dan inhibisi enzim.
Kandungan senyawa flavonoid di dalam buah luwingan muda lebih rendah dari pada pada buah matang (Handayani & Fitria., 2019).
Posting Komentar
0Komentar